RESUME "MENJADI IBU PROFESIONAL, KEBANGGAAN KELUARGA" DAN SESI TANYA JAWAB

NICE HOME WORK 2
Apa kabar bunda dan calon bunda peserta matrikulasi IIP batch #3? Pekan ini kita akan belajar bersama 
a. Apa Itu Ibu Profesional?
b. Apa itu Komunitas Ibu Profesional?
c. Bagaimana tahapan-tahapan untuk menjadi Ibu Profesional?
d. Apa saja indikator keberhasilan seorang Ibu Profesional?
🍀APA ITU IBU PROFESIONAL?
Kita mulai dulu dengan mengenal kata IBU ya. Menurut Kamus Besar bahasa Indonesia Ibu itu memiliki makna 1 perempuan yang telah melahirkan seseorang; 2 sebutan untuk perempuan yang sudah bersuami;3 panggilan yang takzim kepada perempuan baik yang sudah bersuami maupun yang belum; 4 bagian yang pokok (besar, asal, dan sebagainya): -- jari; 5 yang utama di antara beberapa hal lain; yang terpenting: -- negeri; -- kota;
Sedangkan kata PROFESIONAL, memiliki makna 1 bersangkutan dengan profesi; 2 memerlukan kepandaian khusus untuk menjalankannya: ia seorang juru masak --;
Berdasarkan dua makna tersebut di atas, maka IBU PROFESIONAL adalah seorang perempuan yang :
a. Bangga akan profesinya sebagai pendidik utama dan pertama bagi anak-anaknya.
b.Senantiasa memantaskan diri dengan berbagai ilmu, agar bisa bersungguh –sungguh mengelola keluarga dan mendidik anaknya dengan kualitas yang sangat baik.
🍀APA ITU KOMUNITAS IBU PROFESIONAL?
Adalah forum belajar bagi para perempuan yang senantiasa ingin meningkatkan kualitas dirinya sebagai seorang ibu, istri dan sebagai individu.
🍀MISI KOMUNITAS IBU PROFESIONAL
1.Meningkatkan kualitas ibu dalam mendidik anak-anaknya, sehingga bisa menjadi
guru utama dan pertama bagi anaknya.
2. Meningkatkan kualitas ibu dalam mengelola rumah tangga dan keluarganya
sehingga menjadi keluarga yang unggul.
3. .Meningkatkan rasa percaya diri ibu dengan cara senantiasa berproses menemukan misi spesifik hidupnya di muka bumi ini. Sehingga ibu bisa produktif dengan bahagia, tanpa harus meninggalkan anak dan keluarganya
4. Meningkatkan peran ibu menjadi "change agent" (agen pembawa perubahan), sehingga keberadaannya akan bermanfaat bagi banyak orang.
🍀VISI KOMUNITAS IBU PROFESIONAL
Menjadi komunitas pendidikan perempuan Indonesia yang unggul dan profesional sehingga bisa berkontribusi kepada negara ini dengan cara membangun peradaban bangsa dari dalam internal keluarga.
🍀BAGAIMANA TAHAPAN-TAHAPAN MENJADI IBU PROFESIONAL?
Ada 4 tahapan yang harus dilalui oleh seorang Ibu Profesional yaitu :
a. Bunda Sayang
Ilmu-ilmu untuk meningkatkan kualitas ibu dalam mendidik anak-anaknya, sehingga bisa menjadi guru utama dan pertama bagi anak-anaknya
b. Bunda Cekatan
Ilmu-ilmu untuk meningkatkan kualitas ibu dalam mengelola rumah tangga dan keluarganya sehingga menjadi keluarga yang unggul.
c. Bunda Produktif
Ilmu-ilmu untuk meningkatkan rasa percaya diri ibu, dengan cara senantiasa berproses menemukan misi spesifik hidupnya di muka bumi ini. Sehingga ibu bisa produktif dengan bahagia, tanpa harus meninggalkan anak dan keluarganya
d. Bunda Shaleha
Ilmu-ilmu untuk meningkatkan peran ibu sebagai agen pembawa perubahan di masyarakat, sehingga keberadaannya bermanfaat bagi banyak orang.
🍀APA INDIKATOR KEBERHASILAN IBU PROFESIONAL?
“Menjadi KEBANGGAAN KELUARGA”
Kalimat di atas adalah satu indikator utama keberhasilan seorang Ibu Profesional. Karena anak-anak dan suami kitalah yang paling berhak pertama kali mendapatkan ibu dan istri yang terbaik di mata mereka.
Maka yang perlu ditanyakan adalah sbb :
BUNDA SAYANG
a. Apakah anak-anak semakin senang dan bangga dididik oleh ibunya?
b. Apakah suami semakin senang dan bangga melihat cara istrinya mendidik anak-anak, sehingga keinginannya terlibat dalam pendidikan anak semakin tinggi?
c. Berapa ilmu tentang pendidikan anak yang kita pelajari dalam satu tahun ini?
d. Berapa ilmu yang sudah kita praktekkan bersama anak-anak?
BUNDA CEKATAN
a. Apakah manajemen pengelolaan rumah tangga kita menjadi semakin baik?
b.Apakah kita sudah bisa meningkatkan peran kita di rumah? Misal dulu sebagai “kasir” keluarga sekarang menjadi “manajer keuangan keluarga”.
c.Berapa ilmu tentang manajemen rumah tangga yang sudah kita pelajari dalam satu tahun ini?
d.Berapa ilmu yang sudah kita praktekkan dalam mengelola rumah tangga
BUNDA PRODUKTIF
a. Apakah kita semakin menemukan minat dan bakat kita?
b. Bagaimana cara kita memperbanyak jam terbang di ranah minat dan bakat kita tersebut?
c. Apakah kita merasa menikmati (enjoy), mudah (easy), menjadi yang terbaik (excellent) di ranah minat dan bakat kita ini?
d. Bagaimana cara kita bisa produktif dan atau mandiri secara finansial tanpa harus meninggalkan anak dan keluarga?
BUNDA SHALEHA
a. Nilai-nilai apa saja yang kita perjuangkan dalam hidup ini?
b. Apa yang ingin kita wariskan di muka bumi ini, yang tidak akan pernah mati ketika kita tiada?
c. Program berbagi apa yang akan kita jalankan secara terus menerus?
d. Apakah kita merasa bahagia dengan program tersebut?
Selamat berproses menjadi Ibu Profesional, dan nikmatilah tahapan-tahapan belajar yang bunda dan calon bunda rasakan selama mengikuti program pendidikan di Ibu Profesional ini dengan segenap kesungguhan
Seperti pesan pak Dodik kepada Ibu Septi untuk meyakinkan beliau tentang pentingnya kesungguhan menjadi seorang Ibu sbb:
“Bersungguh-sungguhlah kamu di dalam, maka kamu akan keluar dengan kesungguhan itu, tidak ada hukum terbalik” -Dodik Mariyanto
Salam Ibu Profesional
/Tim Matrikulasi Ibu Profesional/
📚SUMBER BACAAN:
Kamus Besar Bahas Indonesia, Edisi keempat, Balai Pustaka, Jakarta, 2008
Hei, Ini Aku Ibu Profesional, Leutikaprio, cetakan 1, 2012
Bunda Sayang, Seri Ibu Profesional, Gaza Media, cetakan 1, 2013
Bunda Cekatan, Seri Ibu Profesional, Gaza Media, cetakan 1, 2014
Bunda Produktif, Catatan Ikhtiar Menjemput Rizki, Seri Ibu Profesional, J&J Publishing, cetakan 1, 2015
https://youtu.be/hmLVcXK658Y
🌼🌼RESUME SESI TANYA JAWAB🌼🌼
1⃣ Damas Sholah (Kediri)
Pertanyaan :
1. Untuk menjadi ibu profesional adalah jawaban dari pertanyaan indikator ibu profesional yang bukan dari jawaban saya sebagai ibu tapi dari tanggapan suami, anak dan lingkungan ( berat dan butuh proses sepertinya harus banyak menerapkan daripada harus membaca materi ). Dari proses itu maka muncullah tahapan2 menjadi ibu, pertanyaan saya,
Haruskan tahapan itu dari bunda sayang lalu ke cekatan dst... apa bisa tahapan di acak? Jika tidak sesuai tahapan, apa pengaruhnya ke kita pribadi dan ke keluarga kita?
Jawaban :
1. Karena tahapan ini adalah pijakan, maka idealnya memang berurutan. Untuk yang sudah berkeluarga, maka urutannya adalah Bunsay-Buncek-Bunpro-bunshol.
Untuk yang belum berkeluarga atau sudah berkeluarga dan belum mempunyai anak maka bisa diubah ke: buncek-bunpro-bunshol-bunsay.
Lalu bagaimana kalau sudah berkeluarga yang harus bekerja, maka yang dipelajari adalah bunpro dengan meluangkan waktu tertentu untuk menguatkan bunsay dan buncek. Karena bila tidak dipelajari terlebih dahulu, biasanya timpang dan tidak seimbang.
2⃣ Aditya Rahma (Tulungagung)
Pertanyaan :
1. Apakah komunitas ibu profesional ini bisa diikuti oleh single parents ?jika bisa,bagaimana indikator keberhasilannya mjd ibu profesional ? Karena struktur klrga yg sdh tdk lengkap dan tidak bersama, anak hanya tinggal bersama ibu atw ayah saja, dan hanya kadang2 bertemu ayah / ibu nya..apalagi single parents yg terjadi akibat perceraian.
2. untuk menentukan indikator keberhasilan mjd ibu profesional, apakah nanti anak anak dan suami akan diberikan kesempatan untuk menilai perubahan ibu/istri diakhir pembelajaran?
Jawaban :
1. Single parent juga seorang ibu. Semua perempuan yg ingin belajar dan memperbaiki diri untuk menjadi ibu yg lebih baik, diperbolehkan belajar di IIP. Untuk indikator keberhasilan bisa nanti ditanyakan ke ananda dan juga kepada mbak sendiri. Pembahasan selanjutnya akan sampai pada tema indikator ini. Sabar ya mbak.
2. Biarkan keluarga inti menjadi asesor utama atas uji kompetensi yg sedang bunda jalani. Di akhir mintalah mereka untuk mengalirkan rasa, atas semua perubahan yg terjadi.
3⃣Fida (Jombang)
Pertanyaan :
1. Indikator keberhasilan adalah kebanggaan keluarga. Bagaimana bila ibu sudah berusaha akan tetapi anak atau suami masih juga tidak bangga dengan apa yang dilakukan ibu? Atau sebaliknya, suami dan anak bangga tapi ibu tidak bangga dengan yang dilakukan.
2. Apakah bunda sayang, bunda cekatan, bunda produktif dan bunda salihah itu harus dipelajari berurutan? Karena ada istri yang belum menjadi ibu (memiliki anak) dan setiap wanita yang menikah pasti menjadi istri meskipun belum tentu nantinya menjadi ibu. Untuk yang demikian apakah menjadi bunda cekatan perlu untuk dipelajari terlebih dahulu dibandingkan dengan bunda sayang?
Jawaban :
1. Kalau sudah berusaha on the track harusnya suami dan anak sih bangga. Karena ukuran kebanggan tersebut nanti ditentukan oleh anda dan mereka. Kalau tidak bangga, berarti ada yang salah dalam usaha tersebut. Karena ini adalah ilmu keluarga, maka proses belajarnya akan melibatkan seluruh anggota keluarga, di dalamnya ada suami dan anak.
2. Sudah terjawab dengan pertanyaan pertama ya.
4⃣ Badriyah Fitriani (Nganjuk)
Utk menjadi bunda sayank, dibutuhkan waktu yg intens dg si kecil, disini sy mengalami kesulitan memanage waktu antara si kaka n si adik, krn selisih yg dekat (kk 21 bln n adik 2 bln maka jika sy intens dg kaka, adikterbengkelai, jika sy intens dg ade, kaka ga keurus) Nah disaat spt ini sy tdk memungkiri kebutuhan sy dg orla yg ikut ngemong.
Pertanyaan :
1. Bagaimana agar waktu sy dg mereka bs berkwalitas dan bgmn strategi yg pas utk peran orla membantu sy ngemong dan waktu anak² tetap berkwalitas dg sy. Dan mohon stimulus bgmn memanage dg baik waktu sy dg kedua buah hati sy.
2. Mana yg harus didahulukan antara kaka dan adik ketika rewel dlm waktu bersamaan? Krn ketika dihadapkan dg situasi spt ini maka sy merasa menjadi ibu yg kurang adil.
3. Menjadi bunda cekatan, disini yg menjadi uneg² sy adalah, apakah sy akan dikatakan tdk Lulus sbg bunda cekatan ketika urusan dapur ada yg membantu..?
Jawaban :
1. Kompetensi yg diharapkan di Pilar Bunsay adalah terpenuhinya hak anak. Dengan indikator berhasil mendidik anak. Tdk dipungkiri akan ada campur tangan pihak ketiga utk mensukseskannya. Yg perlu dilakukan adalah memastikan proses pendelegasian sesuai dengan prinsip yg kita pegang. Untuk itu persiapkan atau carilah lingkungan yg mendukung.
2. Semua anak meskipun mempunyai karakteristik yg beda akan tetapi mempunyai hak yg sama atas ibunya. Saat anak2 menuntut perhatian yg bersamaan, prioritaskan berdasarkan karakteristik dan kebutuhan anak. Tidak harus yg tertua yg didahulukan. Adil tidak harus sama. Beri pengertian tentang kondisi kakak/adik.
3. Urusan dapur akan kita pelajari di pilar Bunda Cekatan.
5⃣ ElokWardaniyah (Jombang)
Pertanyaan :
1. Apakah ibu profesional itu haruslah ibu Rumah Tangga murni/FTM(Full Time Mother) atau masih bisa SAHM (Stay At Home Mom) yang kerja di rumah?
2. Jika pertanyaan no.1 jawabnya iya, maka akan menjadi dilema dan 'pertanyaan dalam hati saya selama ini'. Jika semua ibu profesional haruslah FTM atau SAHM bukan WM (working mom) dan misal pada akhirnya banyak yang resign dr WM untuk menjadi FTM atau SAHM, maka bgm dg anak2(perempuan) usia sekolah kalau tidak ada lagi guru perempuan di sekolah mereka? karena semua guru perempuan ingin menjadi ibu profesional buat keluarganya sendiri(misal).
Jawaban :
1. Pertanyaannya adalah apakah working mom itu bukan seorang ibu?
Semua ibu adalah ibu yang bekerja, mau bekerja di dalam rumah atau bekerja di luar, keduanya adalah bekerja. Di mana pun pekerjaannya harus dikerjakan dengan sungguh-sungguh. Tinggal kita atur saja strategi menghadapi tantangan yang muncul sebagai konsekuensi pilihan kita, terutama dalam hal pendidikan anak.
2. Maka pertanyaan kedua ini dengan sendirinya tidak perlu dijawab ya.
6⃣ Ula (Blitar)
Pertanyaan :
1. Dalam melalui 4 tahapan bunda sayang, bunda cekatan dan lainnya ada ilmu ilmu yg harus kita pelajari di setiap tahapannya. Ilmu apa sajakah itu? Seandainya ternyata misal kita sbg ibu jg manusia yg tidak luput dari kesalahan dan memiliki suatu kekurangan yg mengakibatkan tidak dapat menjalankan peran ibu misalkan dalam kondisi sakit sedangkan suami harus bkerja bagaimana? Sedang si anak di titipkan kepada neneknya trkadang budhenya.. Bagaimana bunda? Ibunya ini sakit fisik tidak bs kemana mana. Seperti yg terjadi pada siswa saya.
Jawaban :
1. Bisa dipelajari lagi ya mbak materi-materi inti yang dibahas di bab ini. Di situ tertulis pointernya. Idealnya memang kita bisa menjalani semua, kalau udzur bagaimana? Kalau masih memungkinkan untuk pendelegasian, bisa didelegasikan. Eh, tapi kita di posisi mana nih? Bude? Nenek, tetangga, guru? Setelah jelas posisinya kita bisa mengambil peran.
7⃣ Feri Fridawati (Trenggalek)
Pertanyaan :
1. Apa contoh dari misi spesifik dalam kehidupan?
Jawaban :
1. Mengenai misi spesifik ini sebenarnya akan kita bahas lebih lanjut nanti. Tapi tidak apalah saya berikan contohnya. Contoh dari misi spesifik, seperti yang sedang saya jalani saat ini. Saya menemukan misi spesifik saya adalah mendidik melalui tulisan, sementara bidang saya adalah parenting. Ini akan lebih banyak dibahas di pertemuan berikutnya ya mbak.
8⃣ Nana (Kediri)
Tadi saya lihat video nya. Untuk bagian yg ibu produktif.
"Bunda produktif adalah bunda yg bisa menggali kreatifitas pada dirinya dan lingkungannya shg bisa mandiri secara finansial *tanpa harus meninggalkan keluarga dan anak anaknya*
...
Saya seorang pengajar. Yg full ada kels dari pagi sampai malam. Dan akhirnya anak saya titipkan ke keluarga (berarti saya meninggalkan ank). Dan ada kasus lain. Teman saya meninggalkan anak nya dan mencari rejeki di negeri lain karena sudah bercerai.
Pertanyaan :
1. Apakah saya dan kisah teman saya itu tidak bisa mencapai ibu produktif yang di maksud tadi?
Apakah saya harus off dan di rumah full bersama anak. Agar saya bisa menjadi ibu produktif?
Jawaban :
1. Meninggalkan anak adalah pembiaran. Maksud pembiaran adalah membiarkan anak-anak tumbuh tanpa pendidikan intensif. Dalam hal ini bu Septi selalu berpesan, bahwa evaluasi niat dari pilihan kita harus selalu dilakukan, apa niat dan misi kita bekerja di ranah publik? Seurgent apa kita bagi keluarga kita? Jawabannya akan berpulang pada kondisi keluarga kita masing-masing. Jika memang bersifat urgent, maka bungkus keberangkatan kita bekerja dengan niat mencari rejeki mulia sekaligus meningkatkan jam terbang misi kita di ranah publik. Dengan begitu kesedihan kita akan terarah menjadi lebih produktif, serta doakan anak-anak kita selalu dalam penjagaan Allah ketika kita tidak bersama mereka.
Sepulang bekerja, maka pos waktunya adalah mengejar ketertinggalan waktu kualitas bersama anak. Pulang kerja harus diniatkan untuk mengisi energi baru membersamai anak, sambut mereka dengan senyum lebar, dan pelukan sehangat mentari.
Sebelum tidur, bisikkn ke mereka dengan kalimat positif bhwa kita mengajak anak2 untuk ikhlas dan berdoa untuk kita agar kualitas kerja kita baik dan efisien agar bisa pulang tepat waktu.
9⃣ Fitien Hertiena (Jombang)
Pertanyaan :
1. Apakah yang melatar belakangi berdirinya komunitas Ibu Profesional?
2. Kapan dan dimana tepatnya komunitas Ibu Profesional didirikan?
3. Apakah sejauh ini komunitas Ibu Profesional pernah menjalin kerjasama dengan pemerintah / Ibu-Ibu PKK (Pembinaan Kesejahteraan Keluarga) di suatu kota? agar program2 nya bisa lebih memasyarakat sampai ke pelosok kecamatan/desa dan tidak hanya dikenal oleh sebagian orang saja, sehingga ibu2 yang tidak akrab dengan media online pun bisa ikut belajar.
Jawaban :
1. Ini bermula dari kepedulian tentang hasrat dan semangat para ibu dalam menjalani dinamika kehidupan mereka yang membutuhkan suatu pembelajaran. Maka IIP lahir untuk menjembatani kebutihan tsb.
2. Diresmikan tgl 22 Desember 2011 di Salatiga
3. Sejauh ini program IIP dikendalikan oleh masing2 kota dan semua kegiatannya tergantung kebutuhan membernya. Kalau nanti mbak mau memprakarsai kerjasama, itu sangat bagus.
🔟Dahniar Pratiwi Ningrum (Jombang)
Pertanyaan:
1. Mengapa "Menjadi Kebanggan Keluarga" merupakan indikator utama keberhasilan seorang ibu Profesional?
Jawaban
1. Karena di situlah tanggung jawab utama seorang perempuan (ibu).
1⃣1⃣ Sabrina Listaa (Jember)
Pertanyaan :
1. Apa sajakah indikator bahwa seorang anak senang dan bangga terhadap peran dan didikan dari ibunya?
#Saya memiliki pengalaman tidak bahagia dan tidak bangga pada ibu saya. Namun sampai saat ini tdk pernah saya ungkapkan, krna saya merasa segan dan menghormati beliau.
2. Terkait dgn kondisi saya di atas, sebaiknya saya ungkapkan pada ibu saya ataukah tidak?
(Mohon maaf jika ini diluar tema bahasan)
#Bersamaan dalam proses belajar untuk menjadi ibu profesional, saya juga ingin belajar menjadi anak profesional 😊
Jawaban :
1. Indikatornya anak akan mencontoh banyak perilaku baik dari kita. Karena anak-anak mungkin bisa salah memahami perkataan kita, tapi mereka tidak pernah salah mengcopy.
2. Pertama-tama, ceritakan kepada orang yang tepat tentang cerita masa kecil yang menyedihkan itu mbak, karena itu adalah proses mengalirkan rasa. Memaafkan adalah satu langkah agar kita tidak ingat lagi. Harapannya agar kita bisa menerima kondisi tersebut sebagai masa lalu, tidak mengungkit-ungkitnya, dan apabila disinggung kita tidak ada emosi yang menyertainya. Intinya kita harus menyelesaikan masa lalu kita untuk melangkah ke depan. Bu septi memberi tips praktis untuk hal ini, yaitu bersedekah untuk ibu, banyak mendoakan beliau, dan menerima kondisi masa lalu, kemudian memaafkan dan memperbanyak berbuat baik ke beliau.
1⃣2⃣ Tri Wahyuni Utami (Lamongan)
Sebelumnya, baguuuss sekali materinya. Melihat judulnya saja saya merasa bangga " ibu profesional kebanggaan keluarga". Dalam pikiran saya langsung punya pertanyaan besar. Apakah saya juga seperti itu di mata keluargaku🤔
Selama ini saya ingin sekali menjadi seorang ibu yg benar benar bisa seutuhnya untuk keluaga saya khususnya anak dan suami saya. Tp ada sesuatu yg membuat saya sedikit bimbang. Saya lulusan kebidanan. Saya ingin bekerja lg karena ortu mengatakan kalo bisa bekerja lg nduk... Eman eman ijasahe, n kulianya jg g murah.. tp suami melarang dengan alasan ank saya masih kecil. Sekarang saya tdk bekerja, tp masih ada rasa ingin segera bekerja lg karena bnyk faktor yg mendorong saya untk segera bekerja.
Pertanyaan :
1. Apakah ada pencerahan agar saya bisa menjalankan tugas saya sebagai ibu dengan sepenuh hati?
2. Saya suka memasak, tp masakan saya tidak enak. Apakah itu termasuk bakat dan minat?
Bagaimana kita bisa mengetahui apa bakat dan minat kita?
Jawaban :
Pertanyaan ini hampir mirip dengan pertanyaan nomor 8 ya mbak.
1⃣3⃣ Lailiyah choirun nisak (Lamongan)
Pd awalnya saya penasarn apa sih IIP itu? Trs apa saja yg di bahs di dalamnya?setelah mengetahui alhasil saya tertarik apalagi berkaitn dg parenting,sementra gaptek, tp alhmdulillah meski gt semakin tmbh ilmu,bnyk teman pula.
Pertanyaan :
1. Apa saja tips menjdi bunda yg percaya diri n bisa memantaskn diri dengan bunda2 yg profesional?
Jawaban :
Salah satu tipsnya, yaitu apa yang sedang kita jalani ini, terus belajar dan terbuka, sambil terus mengevaluasi diri.
1⃣4⃣ Norita dwi f (Madiun)
Pertanyaan :
1. Apa yang harus dilakukan untk menghadapi ketimpangan2 yg terjadi ketika bunda melompat ke bunda produktif sblm mendalami proses bunda sayang n bunda cekatan?
2. Ilmu apa yg perlu kita pelajari untk mengetahui perkembangan anak?apakah anak kita sedang dlm fitrahnya ato sedang menyimpang?
Jawaban :
1. Tidak ada yg timpang, yg ada hanyalah belum terpenuhinya hak2 keluarga atas diri bunda. Di sini Bu Septi memberikan saran untuk meluangkan waktu dalam mempelajari Bunsay dan Buncek agar terjadi keseimbangan.
Ilmu parenting tentunya, berhubung ilmu parenting banyak sekali cabangnya, apabila ingin mengetahui pertumbuhan anak sesuai fitrahnya maka belajarlah parenting berbasis fitrah, salah satunya adalah ilmu yang dikembangkan uat Harry Santosa. Ini juga nanti kan dibahas di bab selanjutnya ya mbak.
1⃣5⃣ Arina nailal ulya (Bojonegoro)
Saya sangat bersyukur bisa bertemu dengan bunda2 yg luar biasa,banyak ilmu yang dapat saya serap..
Pertanyaan :
1. Setelah program matrikulasi selesai jika lulus kita akan masuk ke kelas bunda sayang,cekatan,produktif dan shaleha.. Setiap kelas bunda berlangsung brpa lama dan setelah itu selesai apakah kita tetap saling sharing ilmu atau konsultasi?
2.Setelah belajar di IIP saya ingin sekali menerapkan ilmu2 ke anak saya nanti (kebetulan saya belum punya anak krna baru menikah),tahapan awal apa yang harus kita lakukan untuk memberi pengertian ke suami dan ibu (tinggal bersama ibu), agar bisa se visi dan misi?
Jawaban :
1. Setiap kelas rata-rata 1 tahun mbak. Masuk ke IIP kita seperti keluarga. Nantinya silaturrahmi insya Allah akan tetap terjalin.
2. Bahkan di tahap matrikulasi nanti akan ada saat kita 'menceritakan' hasil belajar kita ke suami. Di situ bisa kita sampaikan apa saja yang kita pelajari di sini. Kuncinya di sini adalah komunikasi.
1⃣6⃣ Anisa Saptiarmila (Magetan)
Pertanyaan :
1. Apakah tahapan-tahapan mengenai bunda sayang, cekatan, produktif, saleha harus dilalui satu-satu terlebih dahulu? Atau apakah bisa dilakukan secara bersamaan?
2. Kemudian pada bunda produktif, apakah memang orientasinya utk mengarah kan seorang ibu bisa menghasilkan secara finansial? Lalu bagaimana cara utk menghindari ketimpangan/menyikapi jika ternyata secara finansial ternyata ibu bisa mendapatkan lebih banyak daripada penghasilan suami?
Jawaban :
1. Sudah dijawab di pertanyaan2 sebelumnya ya mbak.
2. Prinsip di bunda produktif adalah "rejeki itu pasti, kemuliaan harus dicari." Proses di bunprod adalah memaknai semua aktivitas sebagai sebuah proses ikhtiar menjemput rejeki. Rejeki ini tidak harus selalu dinilai dengan angka dan rupiah, melainkan apa yang bisa dinikmati dan dirasakan sebagai kepuasan hidup, sebagai pengakuan bahwa dirinya bisa menjadi ibu yg bermanfaat bagi banyak orang. Ini akan dibahas lebih lanjut pada saatnya nanti ya. Untuk menghindari ketimpangan, sebenarnya kalau suami istri itu sudah menjadi tim, tidak ada yg namanya timpang itu mbak. Rejeki materi anggap saja bisa datang dari mana saja jalannnya.
1⃣7⃣ Luluk nur chariroh (Lamongan)
Pertanyaan :
1. Bagaimana cara mengajak suami supaya keinginan terlibat dlm pendidikan anak semakin tinggi?
2. Bagaimana cara menjadi manager keuangan yg baik jika pemasukan tk menentu( besar pasak drpd tiang)?
Jawaban :
1. Komunikasi. Di situlah letak kuncinya. Libatkan ayah dalam pengasuhan sederhana. Kalau memungkinkan diajak seminar-seminar parenting. Kalau memungkinkan lagi, diajak sama-sama membaca buku. Kalau tidak memungkinkan, minta waktu beliau mendengar apa yang sudah kita ketahui atau ide-ide kita tentang pengasuhan anak. Kalau masih tidak memungkinkan, teruslah berjalan dengan ilmu dalam membersamai anak-anak. Nanti suami akan melihat hasilnya. Di situ pasti akan tertarik.
2. Tentukan skala prioritas kebutuhan. Di sini masing-masing keluarga punya prinsip dan kebutuhannya masing-masing. Ada kemauan dan keharusan. Harus pinter mengaturnya. Akan banyak dibahas ketika nanti di materi bunda cekatan ya mbak.
1⃣8⃣ Pipit Wulandari (Jombang)
Pertanyaan:
1. Bagaimana kita bisa mengetahui posisi kita sbg ibu stlah menjalankan tugas2 kita, apakah kita sdh layak sbg bunda sayang , cekatan,produktif, atau sholihah, parameternya seperti apa?
Jawaban :
1. Nanti kitalah yang menentukan indikatornya mbak. Ada standarnya, tp kita sendiri yang menentujan indikatornya. Kita sendiri pula yang mengevaluasi.
1⃣9⃣ Nur laili zakiyyah fathnawati (Lamongan)
Pertanyaan :
1. Makna sebenarnya dari memantaskan diri itu apa y?
2. Jika semua aspek bunda sayang, bunda cekatan, bunda profesional, bunda sholihah sdh d dapat dari IIP, apa boleh materi yg di dapat itu d salurkan k para ortu yg membutuhkan?misal, mengadakan seminar parenting ato diskusi parenting spt it...
Jawaban :
1. Menempatkan diri sepantas mungkin. Kalau kita kondangan pasti kita memantaskan diri ke acara tersebut dengan memakai pakaian tertentu. Hal itu juga berlaku dalam profesi kita, menjadi ibu.
2. Sangat boleh. Di situlah tujuan berkomunitas. Sehingga ilmu yang sudah diperoleh tidak hanya mengendap pada kita saja. Hany saja nanti ada aturan bila ingin memakai kurikulum IIP secara penuh.
2⃣0⃣ Zulvia Wilujeng (Trenggalek)
Pertanyaan :
1. Saya tertarik dengan kata-kata Pak Dodik. Mohon penjelasan dan contoh riil dari yang dimaksud.
2. Apakah program ibu profesional ini bisa kita lakukan sambil bekerja, dengan konsekuensi waktu harus bener2 dimanage atau kita harus full ibu rumahtangga saja untuk mencapai target ibu profesional?
Jawaban:
1. “Bersungguh-sungguhlah kamu di dalam, maka kamu akan keluar dengan kesungguhan itu, tidak ada hukum terbalik” -Dodik Mariyanto.
Saya memahaminya, ketika kita bersungguh-sungguh dalam menjalankan peran kita sebagai istri dan ibu, maka kita bisa menebar kebermanfaatan ke seluruh alam. Cth: apa yg sudah Ibu Septi laksanakan saat ini.
2.sama seperti jawaban sebelumnya. Baik menjadi ibu yg bekerja di rumah maupun ibu bekerja di luar menuntut kesungguhan kita. Hanya saja utk ibu yang bekerja di luar kuncinya hanya satu belajar MANAJEMEN WAKTU kemudian melatih diri untuk menentukan KOMITMEN sesuai kemampuan kita (jangan semuanya disanggupin) dan KONSISTEN dengan pilihan kita.
2⃣1⃣ Kholisatun nuronia (Pasuruan)
Pada era sekarang ini bayak sekali para orang tua yg berlomba2 menyekolahkn anak2nya sedini mungkin, bahkan sekolah untuk usia balita pun sekarang sudah ada.
Pertanyaan :
1. Apakah peran ibu sebagai pendidik utama dan pertama bisa diwakilkan sejak dini?
Kalau bisa sejak usia berapakah?
2. Ketika seorang ibu sudah mewakilkan proses pendidikan anakny kepada orang lain, apakah itu bisa disebut sebagai ibu profesional?
Jawaban :
1. Peran ibu sebagai pendidik utama tidak bisa diwakilkan, kecuali dalam hal-hal darurat, seperti si ibu meninggal atau sakit. Yang ada adalah delegasi tugas. Biasanya stategi ini dipakai ibu yang bekerja di ranah publik ketika harus meninggalkan anak-anaknya di rumah. Kalau memakai istilah ust. Harry Santosa dan diadopsi di komunitas ini, ada istilah "membangun peradaban dari dalam rumah." Jadi yang perlu disiapkan adalah perkuat diri kita dengan pendidikan berbasis keluarga yang menjadi pondasi kehidupan anak-anak. Sehingga masuk sekolah itu hanya sebagai pelengkap saja. Kalau untuk sekolah itu pantasnya usia berapa, lihat kesiapan anak ya mbak.
2. Seperti yang saya sebut di atas, yang ada ada pendelegasian. Ibu profesional bisa melatih orang dewasa di sekitar anak-anak kalau memang terpaksa harus meninggalkan mereka.

2⃣2⃣ Herlina (Pacitan)
Pertanyaan:
1. Bisakah setiap orang menguasai setiap aspek IBU professional? Sebab sepertinya IBU professional itu perfect bgt yah, sementara Kita Tau bahwa setiap org berbeda and nobody's perfect.
2. Apakah selama program Iip mendapat pendampingan? Barangkali dalam pelaksanaannya terdapat kesulitan atau tidak adanya dukungan dari keluarganya begitu...Misalnya dlm Hal mendidik Anak, dll.
Jawaban:
1. InsyaAllah bisa bun. Tidak ada manusia yang sempurna bun. Indikator di IIP ini adalah PEDE. Kita punya keyakinan dalam mendidik anak-anak, mengelola rumah tangga dg menerapkan ilmu-ilmu yg ada di bunsay dan buncek.
2 . PRINSIP di IIP ini adalah MELAYANI bukan MENUNTUT. Jadi siapa saja bisa menjadi GURU.
2⃣3⃣ Shinta ratna anggraini (Bojonegoro)
Pertanyaan :
1. Untuk point bunda sayang, ada pertanyaan apakah anak semakin senang dan bangga dididik oleh ibunya. Berhubungan dg point diatas, saya ingin tanya bagaimana caranya membuat anak semakin senang dengan didikan kita disaat sang ibu masih harus bekerja keluar rumah setiap hari dan secara otomatis pengasuhan anak di ambil alih sementara oleh sang nenek (tinggal dirumah ortu)?
2. Bagaimana cara komunikasi yg tepat pada suami agar bisa meluangkan waktunya untuk anak mengingat suami pun juga kerja hingga larut. Kalaupun sudah pulang kerja pasti bawaanya masih capek?
3. Bagaimana untuk mengatasi jika selama ini berkecimpung dg dunia kerja yg bukan menjadi minat dan bakatnya? Mau mengundurkan diri ada perjanjian kerja yg harus diselesaikan.
Jawaban :
1. Bangun komunikasi dg pihak ke 3(nenek) tentang pola asuh anak yg sedang bunda bentuk, agar saat kita jauh dari anak, pola pengasuhan masih on the track yg kita bentuk. Ketika kta sudah berada di rumah siapkan diri bunda untuk *swicth on* frekuensi dari kerjaan dan fokus ke rumah. Mencurahkan jiwa dan raga hanya utk membersamai anak.
2. Lakukan komunikasi dg suami seahsan mungkin, sampaikan rencana pola pendidikan anak kpd suami. Kemudian berbagilah peran. Jadikan suami kita salah satu fasilitator bagi pendidikan anak-anak. Berikan satu jurusan khusus yg suami kita punya pengalaman di bidang tsb. Misal, suami jago mendongeng maka jadikan suami sbg fasilitas bidang tersebut.
3. Berani mengambil langkah. InsyaAllah ini akan dibahas di tema selanjutnya.
2⃣4⃣ Suci Ryzkya Putri (Jombang)
Pertanyaan:
1. Bagaimana cara/langkah pertama dan selanjutnya utk mjd seorang ibu yg profesional ataupun istri yg profesional?
2. Bagaimana caranya memanage pengelolaan rumah tangga agar semakin baik? Karena saya termasuk newbie.
Jawaban:
1. Menyadari dan menerima dgn ikhlas amanah menjadi seorang istri dan ibu. Selanjutnya Allah akan menuntut bunda memahami tahapan2nya
2. Tentukan skala prioritas (sama seperti jawaban no 17).

Menjadi ibu adalah pekerjaan yang paling menuntut keprofesionalan, karena berkaitan langsung dengan generasi kehidupan dan Yang Maha Memberi…
YOUTUBE.COM

Tunjukkan lebih banyak tan

Komentar

Postingan populer dari blog ini

RESUME "ADAP MENUNTUT ILMU" DAN SESI TANYA JAWAB

Mengenal Batas