Resume Materi " MENDIDIK DENGAN KEKUATAN FIRTAH" sekaligus Tanya Jawab
Bunda, setelah kita memamahi bahwa salah satu alasan kita melahirkan generasi adalah untuk membangun kembali peradaban dari dalam rumah kita, maka semakin jelas di depan mata kita, ilmu-ilmu apa saja yang perlu kita kuasai seiring dengan misi hidup kita di muka bumi ini. Minimal sekarang anda akan memiliki prioritas ilmu-ilmu apa saja yang harus anda kuasai di tahap awal, dan segera jalankan, setelah itu tambah ilmu baru lagi. Bukan saya, sebagai teman belajar anda di IIP selama ini, maupun para ahli parenting lain yang akan menentukan tahapan ilmu yang harus anda kuasai, melainkan *_DIRI ANDA SENDIRI_*
Apakah mudah? TIDAK. Tapi yakinlah bahwa kita bisa membuatnya menyenangkan. Jadilah diri anda sendiri, jangan hiraukan pendapat orang lain. Jangan silau terhadap kesuksesan orang lain. Mereka semua selalu berjalan dari KM 0, maka mulai tentukan KM 0 perjalanan anda tanpa rasa “galau”.
Inilah sumber kegalauan diri kita menjalankan hidup, kita tidak berusaha memahami terlebih dahulu apa“misi hidup” kita sebagai individu dan apa “misi keluarga” kita sebagai sebuah komunitas terkecil. Sehingga semua ilmu kita pelajari dengan membabi buta dan tidak ada yang dipraktekkan sama sekali. Semua seminar dan majelis ilmu offline maupun online kita ikuti, karena kekhawatiran tingkat tinggi akan ketertinggalan ilmu kekinian, tapi tidak ada satupun yang membekas menjadi jejak sejarah perjalanan hidup anda.
Check List harian sudah anda buat dengan rapi di Nice Homework#2, surat cinta sudah anda buat dengan sepenuh hati di Nice Homework #3. Bagi yg sudah menemukan misi hidup dan misi keluarga, Misi tersebut sudah kita tulis besar-besar di dinding kamar, tapi anda biarkan jadi pajangan saja. Maka “tsunami informasilah” yang anda dapatkan, dan ini menambah semakin tidak yakinnya kita kepada “kemampuan fitrah” kita dalam mendidik anak-anak.
“ *Just DO It*”,
_lakukan saja meskipun anda belum paham, karena Allah lah yang akan memahamkan anda lewat laku kehidupan kita_.
_lakukan saja meskipun anda belum paham, karena Allah lah yang akan memahamkan anda lewat laku kehidupan kita_.
Demikian juga dengan pendidikan anak-anak. Selama ini kita heboh pada _Apa yang harus dipelajari anak-anak kita_, bukan pada _Untuk apa anak-anak mempelajari hal tersebut_ Sehingga banyak ibu-ibu yang bingung memberikan muatan-muatan pelajaran ke anak-anaknya tanpa tahu untuk apa anak-anak ini harus melakukannya.
Ada satu kurikulum pendidikan yang tidak akan pernah berubah hingga akhir jaman, yaitu
PENDIDIKAN ANAK DENGAN KEKUATAN FITRAH
Tahap yang harus anda jalankan adalah sbb:
a.Bersihkan hati nurani anda, karena ini faktor utama yang menentukan keberhasilan pendidikan anda.
b. Gunakan Mata Hati untuk melihat setiap perkembangan fitrah anak-anak. Karena sejatinya sejak lahir anak-anak sudah memiliki misi spesifik hidupnya, tugas kita adalah membantu menemukannya sehingga anak-anak tidaka kan menjadi seperti kita, yang telat menemukan misi spesifik hidupnya.
c. Pahami Fitrah yang dibawa anak sejak lahir itu apa saja. Mulai dari fitrah Ilahiyah, Fitrah Belajar, Fitrah Bakat, Fitrah Perkembangan, Fitrah Seksualitas dll.
d. Upayakan proses mendidik yang sealamiah mungkin sesuai dengan sunatullah tahap perkembangan manusia. Analogkan diri anda dengan seorang petani organik.
e. Selanjutnya tugas kita adalah MENEMANI, sebagaimana induk ayam mengerami telurnya dengan merendahkan tubuh dan sayapnya, seperti petani menemani tanamannya. Bersyukur atas potensi dan bersabar atas proses.
Semua riset tentang pendidikan ternyata menunjukkan bahwa semakin berobsesi mengendalikan, bernafsu mengintervensi, bersikukuh mendominasi dsbnya hanya akan membuat proses pendidikan menjadi semakin tidak alamiah dan berpotensi membuat fitrah anak anak kita rusak.
f. Manfaatkan momen bersama anak-anak, bedakan antara WAKTU BERSAMA ANAK dan WAKTU DENGAN ANAK. Bersama anak itu anda dan anak berinteraksi mulai dari hati, fisik dan pikiran bersama dalam satu lokasi. Waktu dengan anak, anda dan anak secara fisik berada dalam lokasi yang sama, tapi hati dan pikiran kita entah kemana.
g. Rancang program yang khas bersama anak, sesuai dengan tahap perkembangannya, karena anak anda “very limited special edition”
Bunda, mendidik bukanlah menjejalkan, mengajarkan, mengisi dsbnya. Tetapi pendidikan, sejatinya adalah proses membangkitkan, menyadarkan, menguatkan fitrah anak kita sendiri.
Lebih penting mana membuat anak bergairah belajar dan bernalar atau menguasai banyak pelajaran, lebih penting mana membuat mereka cinta buku atau menggegas untuk bisa membaca.
Jika mereka sudah cinta, ridha, bergairah maka mereka akan belajar mandiri sepanjang hidupnya.
Salam Ibu Profesional,
/Tim Matrikulasi Ibu Profesional/
Sumber bacaan :
_Irawati Istadi, Mendidik dengan Cinta, Jogjakarta, 2013_
_Harry Santosa dkk, Fitrah Based Education, Jakarta, 2016_
_Antologi, Komunitas Ibu Profesional, Bunda Sayang, Surakarta, 2014_
_Materi Matrikulasi sesi #3, Membangun Peradaban dari Dalam Rumah, 2017_


Pertanyaan
1. Salah satu faktor terpenting dalam mendidik anak adalah membersihkan hati nurani. Ini masih ada hubungannya dengab poin tersebut. Adakah tips agar dalam mendidik anak-anak kita diberikan kesabaran yang bertambah dan terus bertambah?
jawaban:
Tips dari saya agar senantiasa bersabar adalah 3 L, lakukan ... lakukan ... dan lakukan. Hati yg sabar seluas samudera tanpa batas. Sesungguhnya sabar itu pada pukulan yg pertama (pepatah ulama).
Saat membersamai anak memang terkadang kita tersulut emosi. Maka saat kondisi itu hadir, sejenak tinggalkan anak. Berwudhu dan salurkan energi utk hal yg lain.
Setelah dirasa reda, kembali bergabunglah utk aktivitas yg menyenangkan bersama anak.
Insyaa'allah stok sabar kita tak akan berkurang.
✅
Setelah dirasa reda, kembali bergabunglah utk aktivitas yg menyenangkan bersama anak.
Insyaa'allah stok sabar kita tak akan berkurang.


(Jember)
Pertanyaan
1. Bagaimana cara membedakan/memberi batasan yg jelas antara mendidik anak sealamiah mungkin dan membiarkan?
➡ Saat anak awal MPASI dan GTM sy share pada teman yg anak nya sdh lebih besar. Teman sy bilang "ak didik anak alami aja, kl dy ngga mau makan ngga ak paksa. Ngga mau makan ya sudah, toh dy tau kapan dy laper. Pokok ak siapain makan, ngga mau ya nenen aja". Pernah juga share ttg Toilet Trining. Teman sy menjawab "ak lbh suka anak tumbuh alami mba. Kl udh mau pipis dy bilang sendiri. Jd ak g ribet proses gini gitu. Akhirnya -nama anak- bilang sendiri, maa.. ak mau pakai celana dalem di usia 3,5th". Menurut sy kedua penjelasan teman tsb lebih mengarah pada membiarkan, namun ibunya berpendapat hal tersebut alami. Mohon koreksi jika asumsi sy salah yaa Bunda
😊
1. Bagaimana cara membedakan/memberi batasan yg jelas antara mendidik anak sealamiah mungkin dan membiarkan?


2. Bagaimanakah tanda2 fitrah anak yg rusak?
3. Apakah mengarahkan anak untuk memiliki pola dan keteraturan dalam aktifitas kesehariannya termasuk intervensi terhadap anak?
Jawaban:
Mb Brina batasan mendidik secara alami adalah mendidik sesuai fitrahnya. Bukan kemudian membiarkan saja tanpa rambu2 yg jelas.
Tanda anak yg rusak fitrahnya adalah apabila kedewasaan anak tidak sebanding usia. Misal anak usia 9 tahun tapi untuj urusan sholat masih harus diperintah
Yg disebut intervensi kepada anak kalau menurut saya lebih kearah menjejalkan segala peraturan kepada anak atas kehendak orang tua.
Sebenarnya untuk anak2 sudah mempunyai pola dan keteraturan sendiri. Orang tualah yg terkadang mengabaikankannya.
Akan lebih efektif apabila peraturan dan pola dibuat sesuai tumkem anak. Sedangkan untuk anak yg lebih besar dengan melibatkannya dlm membuat aturan (berdasar kesepakatan orangtua dan anak) akan melatih sisi tanggung jawabnya
✅
3⃣Balgis -(banyuwangi)
Sebenarnya untuk anak2 sudah mempunyai pola dan keteraturan sendiri. Orang tualah yg terkadang mengabaikankannya.
Akan lebih efektif apabila peraturan dan pola dibuat sesuai tumkem anak. Sedangkan untuk anak yg lebih besar dengan melibatkannya dlm membuat aturan (berdasar kesepakatan orangtua dan anak) akan melatih sisi tanggung jawabnya


pertanyaan
1. Allah tidak pernah menciptakan produk gagal. Itu adalah sumber kekuvatan terbesar untuk ortu yg memiliki anak ABK terutama anak yg mengalami lumpuh otak. Pertanyaannya: bagaimana membangkitkan fitrah n mengetahui fitrah apa saja dlm diriny dsela2 kesibukan therapy dll ???
Note: contoh fitrah belajar terlihat dg baik dsaat dia berusaha mencoba utk duduk sendiri dg berusaha mengangkat2 lehernya di usianya yg pd anak lain mungkin udh bs berlari n dia blm mampu utk duduk.
Jawaban:
Masya Allah celebral palsy ya, saya sedang mendampingi sebuah keluarga yg sedang diuji dengan kasus ini. Saya pun masih belajar mb Balgis, sy coba carikan referensinya dulu ya. Mari kita belajar bersama.
Setiap anak terlahir UNIK. Mereka membawa ke khasannya masing2 yg tidak bisa kita paksakan untuk sama.
Setiap anak terlahir UNIK. Mereka membawa ke khasannya masing2 yg tidak bisa kita paksakan untuk sama.
Alhamdulillah jika orang tua diberi tantangan oleh Allah melalui kondisi anak yg berbeda dg yg lain. Artinya orang tua punya motivasi lebih utk belajar.
Fitrah apa saja yang ada pada anak, dari penjelasan ustad Harry ada 4 fitrah dasar yaitu fitrah keimanan, belajar dan nalar, bakat, seksualitas. Berikan saja semua jenis stimulasi pada anak sesuai fitrah perkembangannya.
Dalam kasus ABK (lumpuh otak), tahap utk membangkitkan fitrahnya sama halnya dgn anak pada umumnya, bedanya mungkin pada proses stimulasi dan respon anak yg kadangkala lebih lama.
Kuncinya pada orangtua yang harus KONSISTEN, KOMITMEN, PEDE dalam membersamai ananda. Hargai setiap hasil dari belajarnya dgn tidak membandingkan ya dgn anak lain.
Tidak jauh berbeda dengan anak "normal" lainnya, karen sejatinya mereka juga memiliki fitrah-fitrah tersebut. Yang berbeda adalah metode dan pendekatannya, dan mungkin akan berbeda ketika menemani fitrah bakat, belajar, dan perkembangan mereka karena kondisi yang mereka miliki. Untuk fitrah keimanan, ABK juga memilikinya dan pastinya akan tumbuh bila dipupuk dan diberi atmosfir positif.
Nah tentang fitrah belajar, bakat, dan perkembangan ABK, yang pertama kali harus dimiliki orang tua adalah penerimaan dan keridhaan akan kondisi para ABK. Ini adalah poin paling penting yang saya pelajari dari para orang tua ABK ketika saya menjumpai dan menemani mereka beberapa tahun lalu. Ketika penerimaan dan keridhaan ini dimiliki, maka orang tua menjadi enjoy, tidak stres ketika menemani tumbuh kembang mereka yang mungkin lamban, dan terus berpikirsn positif. Yang kedua adalah percaya bahwa Allah pasti menganugerahkan kelebihan di sisi lain di samping kekurangan mereka. Di Jakarta ada beberapa komunitas orang tua ABK sesuai dengan jenis kebutuhan khususnya, ada komunitas orang tua anak down syndrom, komunitas orang tua anak autis, komunitas orang tua anak CP, dll. Di komunitas itulah para orang tua berbagi dan saling mengasah bakat masing2 anak. Dari komunitas itu pula bakat2 para ABK terasah.
✅


pertanyaan :
1.bismillahirrahmanirrahim...saya sangat setuju dengan konsep mendidik anak,yaitu dengan membangkitkan, menyadarkan dan menguatkan fitrah anak bukan menjejalkan, mengajarkan, mengisi dsb,. Hanya saja saya sebagai ibu masih blm begitu memahami bagaimana cara melakukan kegiatan pendidikan sesuai fitrahnya tersebut, bisakah diberikan contoh konkretnya dalam kehidupan sehari hari kita ttg bagaimana menyadarkan,membangkitkan dan menguatkan fitrah anak, seperti fitrah ilahiyah,fitrah bakat,fitrah belajar,fitrah seksualitas ? kemudian apakah di tahap belajar di iip selanjutnya kita akan diajarkan lbh dalam cara konkret melakukan pendidikan anak sesuai fitrah anak? Trimakasih
1.bismillahirrahmanirrahim...saya sangat setuju dengan konsep mendidik anak,yaitu dengan membangkitkan, menyadarkan dan menguatkan fitrah anak bukan menjejalkan, mengajarkan, mengisi dsb,. Hanya saja saya sebagai ibu masih blm begitu memahami bagaimana cara melakukan kegiatan pendidikan sesuai fitrahnya tersebut, bisakah diberikan contoh konkretnya dalam kehidupan sehari hari kita ttg bagaimana menyadarkan,membangkitkan dan menguatkan fitrah anak, seperti fitrah ilahiyah,fitrah bakat,fitrah belajar,fitrah seksualitas ? kemudian apakah di tahap belajar di iip selanjutnya kita akan diajarkan lbh dalam cara konkret melakukan pendidikan anak sesuai fitrah anak? Trimakasih
Jawaban:
Mb Tya yang semangat belajar, di saat anak-anak :
Usia 2 – 7 tahun maka ajaklah untuk “tour de talents” mengenal sebanyak-banyaknya aktivitas di muka bumi ini.
Usia 7-10 tahun anak-anak mulai mencoba satu persatu-satu dan boleh berganti-ganti. Usia 10-14 tahun latih anak untuk selesai akan pilihannya, jangan cepet-cepet ganti. Boleh diganti saat tahapannya selesai.
Usia 14 tahun ke atas, anak sudah mulai menemukan apa yang akan dia pelajari dengan fokus.
Mb Tya yang semangat belajar, di saat anak-anak :
Usia 2 – 7 tahun maka ajaklah untuk “tour de talents” mengenal sebanyak-banyaknya aktivitas di muka bumi ini.
Usia 7-10 tahun anak-anak mulai mencoba satu persatu-satu dan boleh berganti-ganti. Usia 10-14 tahun latih anak untuk selesai akan pilihannya, jangan cepet-cepet ganti. Boleh diganti saat tahapannya selesai.
Usia 14 tahun ke atas, anak sudah mulai menemukan apa yang akan dia pelajari dengan fokus.
berikut sy lengkapi dengan framework ala keluarga pak Dodik, semoga bisa dijadikan acuan.

(Magetan)
Pertanyaan :
1. Bagaimana memulai pendidikan sesuai fitrah anak? Langkah-langkah apa yg perlu disiapkan?
2. Bagaimana cara melibatkan suami dlm pendidikan anak sejak dini, mengingat suami harus berada di kantor seharian setiap hari? Perlu kah ada pembagian peran antara ibu & ayah dlm pendidikan anak sejak dini? Dan bagaimana caranya?
2. Bagaimana cara melibatkan suami dlm pendidikan anak sejak dini, mengingat suami harus berada di kantor seharian setiap hari? Perlu kah ada pembagian peran antara ibu & ayah dlm pendidikan anak sejak dini? Dan bagaimana caranya?
Jawaban:
Mb Anisa mari mulakan dengan "bismillah", karena sejatinya kita sdg melakukan aktivitas yg wajib kita lakukan bukan pilihan.Carilah hal-hal yang "semestinya" kita lakukan.
Pendidikan fitrah itu mulai dari bangun tidur sampai mau tidur lagi prosesnya, maka nikmatilah dg variasi anak dan usia
Pendidikan fitrah itu mulai dari bangun tidur sampai mau tidur lagi prosesnya, maka nikmatilah dg variasi anak dan usia
Diawali dengan mendidik diri sendiri kemudian dilanjutkan dg menyucikan jiwa dengan lebih mendekat kpd Allah. Menyadari bahwa tugas mendidik itu adalah misi utama hidup kita.
Mulailah dengan ibda' bi nafsi (memperbaiki diri sendiri)
Mulailah dengan ibda' bi nafsi (memperbaiki diri sendiri)
Melibatkan suami dlm pendidikan anak diawali sejak proses pernikahan dan kehamilan. Apabila sdh hadir anak maka libatkan suami dalam pengasuhan. Ciptakan game2 yg asyik. Sehingga suami mau dengan sukarela berpartisipasi. Jangan lupa rubah pola komunikasi agar pesan yg tersampaikan ke suami tdk bersifat intruksi.
Prinsip di Ibu Profesional adalah " for Things to CHANGE, I MUST CHANGE FIRST".
✅


Pertanyaan
1. Saya terus terang kadang bingung sama materi2 parenting yg terkadang bertentangan satu dg lainnya. Misal : ilmu parenting melarang kita berkata jangan ke anak, karena itu kata negatif. Yg justru akan membuat anak seperti si perintah. Sementara disisi lain, ada perenting yg mengatakan bahwa lukman saja melarang anaknya dg tegas menggunakan kata "jangan" kepada anaknya. Pertanyaan saya : jika merunut fitrah anak2, ilmu mana yg benar? Boleh pakai kata jangan apa tidak ya ke anak2?
Jawaban:
Mb Lelly yg dirahmati Allah. Untuk hal ini, kita bisa merujuk cara Alquran menggunakan kata jangan. Untuk hal-hal yang bersifat tegas larangannya, maka kata "jangan" tak segan2 dipakai Allah, seperti "jangan syirik", "jangan membunuh," "jangan dekat2 dengan zina," dll.
Karena itulah saya suka rumusan *"semua boleh kecuali yang tidak boleh."* Lalu, apa saja yang tidak boleh, di sinilah peran keluarga membangun nilai2nya.
✅


Pertanyaan
1. Lebih penting mana waktu singkat BERSAMA anak atau waktu lama DENGAN anak.
Krn jujur; sejak si adek lahir, jarang sekali BERSAMA kaka spt dulu. Apakah ada pengaruhnya thdp perkembangan kaka?
2. Langkah awal yg harus dilakukan adl membersihkan hati; nah apa indikasi hati yg bersih, dan jika belum maksimal membersihkan hati; apa dampak yg akan di dapat disaat proses mendidik anak yg sesuai sesuai dg fitrahnya...
Krn jujur; sejak si adek lahir, jarang sekali BERSAMA kaka spt dulu. Apakah ada pengaruhnya thdp perkembangan kaka?
2. Langkah awal yg harus dilakukan adl membersihkan hati; nah apa indikasi hati yg bersih, dan jika belum maksimal membersihkan hati; apa dampak yg akan di dapat disaat proses mendidik anak yg sesuai sesuai dg fitrahnya...
Jawaban:
Bunda Fitri yg penuh semangat, kita belajar tentang makna *membersamai* ya...
Sebenarnya untuk kisaran usia balita, membersamai aktivitasnya sangat sederhana.
Polanya: tidak perlu jadwal yg mengikat, kegiatan terprogram ketat, ikuti selama tidak membahayakan dirinya dan orang lain.
Polanya: tidak perlu jadwal yg mengikat, kegiatan terprogram ketat, ikuti selama tidak membahayakan dirinya dan orang lain.
Fase ini ekplorasinya sedang tinggi-tingginya, maka hsl-hal yang unik sebenarnya belum terpola permanen.
Biasanya 5 tahun keatas baru keunikannya makin jelas, dan bisalah start buat kegiatan terencana lebih matang dengan tetap disesuaikan pada fitrah perkembangannya.
Indikasi hati yg bersih bebas dari syak wasangka dicirikan dengan sikap rileks. Mohon petunjuk Alloh senantiasa sebelum membuat perencanaan, agar Alloh mudahkan.
Alloh mengikuti prasangka hambanya, jika diawali deg-degan dg hari ini, maka selalu saja banyak keruwetan. Anak merasakan lho, beneran rewel, tantrum bahkan.
Alloh mengikuti prasangka hambanya, jika diawali deg-degan dg hari ini, maka selalu saja banyak keruwetan. Anak merasakan lho, beneran rewel, tantrum bahkan.
Ikuti aktivitas yg diinginkannya, tentu akan lebih siap jika kita memprioritaskan atau menurunkan standar urusan pekerjaan rumah, untuk kemudian bida fokus ke para krucil.
Membersamai itu ada unsur ayah dan bunda.
Membersamai itu sederhana namun berkesan
Membersamai itu butuh cinta. Karena Alloh karena ikatan hati.
Membersamai itu *hadir*.
Hati yg bersih adalah hati yg tulus terbebas dari dendam masa lalu baik sadar maupun tdk sadar
✅
Membersamai itu sederhana namun berkesan
Membersamai itu butuh cinta. Karena Alloh karena ikatan hati.
Membersamai itu *hadir*.
Hati yg bersih adalah hati yg tulus terbebas dari dendam masa lalu baik sadar maupun tdk sadar


Pertanyaan
1. Bagaimana cara kita melihat fitrah bakat anak kita? Mulai dari usia berapa? Dalam posisi saya bekerja (waktu menemani anak hanya bangun tidur, sore pulang kantor sampai malam)
Jawaban:
Bunda Damas, lihat jawaban untuk bunda Tya.
Bila ibu bekerja maka bekerjasamalah dengan pihak ketiga yg mampu menterjemahkan frame work yg sdh kita susun. Apabila pihak ketiga tersebut belum ada maka cari dan didiklah pihak ketiga tersebut.
Manfaatkan waktu membersamai seefektif mungkin.
✅
Manfaatkan waktu membersamai seefektif mungkin.

9Fitien Hertiena (Jombang)
1. Ibarat tubuh yang sakit karena terserang virus , apakah fitrah anak yg tercederai bisa dipulihkan kembali? Jika bisa bagaimana cara memulihkannya?
Terimakasih
😊
Terimakasih

Jawaban:
Sangat bisa sekali bunda fitien, bukankan semua penyakit ada obatnya?
Mulailah dengan rileks dan meminta maaf kepada anak. Kemudian optimis dengan langkah yg ditempuh.
Mulailah dengan rileks dan meminta maaf kepada anak. Kemudian optimis dengan langkah yg ditempuh.
Dilengkapi dengsn tazkiyatun nafs, mohonlah petunjuk dari Allah agar bisa terus memberikan hak anak. Sesungguhnya Allah telah memampukan kita untuk mengasuh anak
✅


1. Bunda agar tidak salah presepsi mins pemahaman tentang fitrah anak kita bgmn cara kita melihat fitrah anak, bgmn cara mengukur sdah benar/tdk nya cara kita mengembangkan fitrah anak?
2. U/ anak usia dibawah 1th bgmn cara mengenali fitrahnya dan mengembangkannya?
2. U/ anak usia dibawah 1th bgmn cara mengenali fitrahnya dan mengembangkannya?
Jawaban:
Cara termudah melihat fitrah anak dengan mendokumentasikan semua proses tumkemnya. Ukuran pasti apa fitrah anak sudah berkembang selain dilihat dari tingkat kedewasaan juga bs dilhat dari kesiapan anak dalam memikul beban. Contoh untuk usia akhil baligh, fitrah yg berkembang di usia ini adalah tidak ada gap antara fase akhil dan fase baligh.
Ada empat fitrah (sdh sy nukilkan utk jawaban pertanyaan mb Balgis) yg harus dikembangkan dan keempatnya itu harus tuntas dikembangkan
Anak under 1y yg harus dikembangkan terlebih dahulu fitrah keimanannya dibangun melalui keteladanan/imaji positif dari kedua orang tuanya
✅



Pertanyaan
1. Bagaimna cara membangkitkan gairah beljar anak?stimulasi agar suka belajr itu seperti apa?apa hnya diberi penjelasan saja?
2. Saya orangnya serius,,jd saya agak susah membersamai anak2 yg memang suka bermain,kdg mengajak untk menjadi putri,sampe kdg2 saya didekte kata2nya sma anak saya..bagaimana ya bun?
2. Saya orangnya serius,,jd saya agak susah membersamai anak2 yg memang suka bermain,kdg mengajak untk menjadi putri,sampe kdg2 saya didekte kata2nya sma anak saya..bagaimana ya bun?
Jawaban:
Fitrah belajar sebenarnya tdk perlu ditumbuhkan, karena fitrah ini sdh terinstal dalam diri anak sejak dilahirkan. Contoh seorang bayi tetap belajar berjalan meski jatuh berkali-kali. Semua anak adalah pembelajar sejati. Tugas orang tua adalah "mengaktifkan" apa yg sdh diinstal tersebut
Untuk lebih efektif ajak anak untuk belajar langsung dialam. Tdk hanya belajar di alam terbuka, tp juga dari peng alaman. Biarkan mereka melihat tanda-tanda penciptaan utk selanjutnya bangkitkan sisi curiositynya.
Membersamai anak terkadang harus mengharuskan kita menurunkan ego kedewasaan kita menjadi ego anak2, turut bermain, memikirkan hal2 yang mungkin kita anggap remeh temeh (padahal itu sangat penting bagi mereka lho), dan juga melakukan hal2 yang lucu.
Percayalah mbak, anak2 tidak akan mengingat mainan apa saja yang mbak berikan, tetapi mereka akan mengenang berapa waktu yang mbak sediakan untuk mereka
✅
Percayalah mbak, anak2 tidak akan mengingat mainan apa saja yang mbak berikan, tetapi mereka akan mengenang berapa waktu yang mbak sediakan untuk mereka



Pertanyaan
1.Berhubungan dengan mendidik sesuai fitrah anak, kita sebagai orang tua harus membaca kekuatan anak kita. Tapi karena arus ilmu yang sekarang juga sangat deras mengalir, terkadang saya suka kurang konsisten menerapkan suatu ilmu parenting. Membaca teori A, pengen mencoba ke anak. Membaca teori B kok pengen pake teori B. Apa kita memang harus uji coba dulu teori satu2 dan dilihat perbedaanya? Kayak misal nih di suatu teori nggak boleh kita mengatakan "jangan" di teori lain "jangan itu nggak papa". Apa kalo kita pake teori satu maka kita harus tutup mata melihat teori lain? Mohon pencerahannya
😊

Jawaban:
Mb Ria, peranan teori-teori parenting dan pengalaman orang lain jadikan "referensi " saja tetapi tidak boleh dijadikan patokan. Karena setiap keluarga itu unik, tidak bisa disamakan. Kalau kita melihat orang-orang yang sudah berhasil mendidik anak-anaknya, maka pelajari apa "kunci keberhasilannya", kemudian tetapkan sendiri pola keluarga kita, dan TIDAK HARUS SERAGAM.
Setiap keluarga akan menentukan indikator keberhasilan suksesnya masing-masing, begitu juga kadar alamiah atau tidaknya pendidikan yang dijalankan. Yang kita tidak boleh adalah menyalahkan cara keluarga tersebut hanya karena tidak sama dengan cara kita. maka cukup bandingkan keluarga kita sekarang dengan keluarga kita satu tahun yang lalu, BUKAN dibandingkan dengan keluarga yang lain.Teruslah konsisten dengan prinsip yg mb Ria pegang agar menuai hasil.
Ada pengalaman seorang teman, ditengah derasnya tsunami info parenting teman saya, sebut bunda A, sangat menginginkan anaknya tampil perfect. Sampai semua teori parenting beliau gunakan untuk meraih tujuan tsb. Anaknya pun disibukkan dengan berbagai macam aktivitas sesuai dengan berbagai saran ilmu perparentingan. Hingga suatu saat anak nya seperti orang kehilangan arah bahkan sampai mogok sekolah. Bunda A pun tak kalah syok demi melihat kondisi buah hatinya.
Kondisi pun berubah saat bunda A mengenal ilmu mendidik anak berbasis fitrah. Setelah meminta maaf kepada anaknya bahkan sampai mencukur habis rambut anaknya, kemudian mereka sepakat untuk memulai dari nol. Dengan tetap rileks dan optimis, kini anaknya kembali menunjukkan wajah yg berseri2
Kondisi pun berubah saat bunda A mengenal ilmu mendidik anak berbasis fitrah. Setelah meminta maaf kepada anaknya bahkan sampai mencukur habis rambut anaknya, kemudian mereka sepakat untuk memulai dari nol. Dengan tetap rileks dan optimis, kini anaknya kembali menunjukkan wajah yg berseri2
#pengakuan seorang teman di Semarang

Komentar
Posting Komentar